WARTAKINIAN.COM - Beberapa waktu kedepan, panen raya akan segera dimulai yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan dan penurunan harga beras.
Hal ini dikarenakan hasil panen yang melimpah umumnya membuat suplai yang lebih besar dari produk komoditas pangan tersebut.
Dengan adanya panen raya tersebut, stok beras diharapkan akan meningkat dan harga beras utamanya di Bulan Ramadhan akan kembali stabil.
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa panen raya akan segera terjadi selama satu bulan ke depan sehingga akan terjadi penurunan harga yang signifikan dari harga beras.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa ketersediaan pasokan beras menjelang bulan suci Ramadan dan Lebaran Idul Fitri tidak ada masalah.
Harga gabah dan bahan mentah lainnya yang berasal dari beras pun juga sudah mengalami penurunan meskipun tidak terlalu drastis karena belum memasuki masa panen raya. Namun begitu, penurunan tersebut telah sangat mengurangi rasa kekhawatiran masyarakat terhadap komoditas utama ini.
Bahkan, Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa di beberapa pasar terutama di Pasar Induk Beras Cipinang dan Pasar Johar, Karawang harga beras sudah mulai turun.
Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, Nelis Soekidi mengatakan bahwa stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini sebanyak 32.000 ton dan harga beras sudah turun hingga Rp2.000 per-kilogram dalam dua minggu terakhir.
Nelis Soekidi menambahkan bahwa harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang sebesar Rp12.300 per-kilogram dan beras premium sebesar Rp14.000 per-kilogram seiring terjadinya panen raya di beberapa wilayah.
Meskipun harga beras mengalami penurunan, pihaknya berharap agar harga gabah basah tidak anjlok ketika masa panen raya tiba agar para petani tidak mengalami kerugian.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya yang akan berlangsung pada Maret hingga April 2024 diprediksi mencapai 8 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa jika dilihat dari hasil pengamatan Kerangka Sampel Area atau KSA Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya akan mencapai lebih dari 8 juta ton, lebih tepatnya sebesar 8,46 juta ton.
Suwandi menambahkan bahwa produksi beras di awal tahun 2024 ini cukup besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan nasional.
(Red)