WARTAKINIAN.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) di Sekotong, Lombok Barat dirusak massa, pada Rabu (8/5/2024) sore.
Hal itu buntut dari adanya laporan dugaan pelecehan seksual terhadap 5 santriwati oleh AM (50), pemilik sekaligus pimpinan di Ponpes tersebut.
Kelima korban rata-rata baru duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah (MA) atau SMA. Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi.
“Kejadiannya sejak bulan November 2023. Jadi orang tua korban pernah kami dampingi bertemu dengan pelaku untuk klarifikasi waktu itu,” ujar Joko, Kamis (9/5/2024) siang, mengutip detik.com.
Ketika dikonfrontasi, lanjut Joko, MA membenarkan telah mencabuli lima santrinya. Namun, MA berdalih pencabulan itu dilakukan oleh jin atau setan yang berada di ponpes tersebut.
“MA tidak menyangkal bahwa benar ada tindakan pelecehan seksual yang dialami santrinya. Tapi, dia bilang aksi itu dilakukan oleh jin,” imbuh Joko.
Dari lima korban, dua orang di antaranya diduga sudah disetubuhi oleh MA. “Ya, tapi baru satu orang yang buat laporan polisi. Tadi pagi kami sudah laporkan ke Unit PPA Polres Lombok Barat,” ujarnya.
Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi meminta agar santriwati atau pihak keluarga korban untuk segera melapor secara resmi ke kepolisian.
(Red)