• Jelajahi

    Copyright ©
    Sinyal Bekasi

    Iklan

     


    Pemikiran Sang Eksil: Bedah Buku Alex Moenan di Unsoed

    22/05/2024, 16:28 WIB Last Updated 2024-05-22T09:29:13Z

    PENULIS : ADE DWI HIDAYAT

    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    WARTAKINIAN.COM
    - Purwokerto - Dalam rangka memperingati 26 tahun reformasi, Laboratorium Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman menggelar bedah buku "Pendapat dan Pandangan: Kumpulan Tulisan 1990-2009" karya Alex Moenan. Acara ini diadakan di Auditorium FISIP, dihadiri oleh sekitar 200 peserta, dan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.


    Buku yang diterbitkan oleh Stichting Azië Studies awal bulan ini dibedah oleh sejumlah pakar, yakni Ahmad Sabiq (Kepala Laboratorium Ilmu Politik), Barid Hardiyanto (aktivis '98 dan officer expert LPPSLH), Tyas Retno Wulan (Sosiolog FISIP Unsoed), dan Bowo Sugiarto (Dosen Ilmu Politik). Siswa Santoso, editor buku dari Stichting Azië Studies, Belanda, juga hadir untuk memberikan pengantar dan menjelaskan proses penerbitan edisi terbaru buku ini.


    Siswa Santoso dalam pengantarnya menekankan pentingnya penerbitan edisi terbaru ini untuk memperingati 100 tahun kelahiran Alex Moenan. "Karya-karya Alex Moenan, yang dihasilkan sejak 35 tahun lalu dan pertama kali diterbitkan di tahun 2009, tetap relevan dengan situasi Indonesia saat ini. Buku ini menawarkan pandangan dan analisis yang tajam tentang berbagai masalah sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia," ujar Siswa pada Selasa (21/5/2024).


    Alex Moenan, yang dikenal sebagai seorang eksil, lahir pada 2 Mei 1924 di Semarang dari keluarga priyayi Jawa. Sebagai seorang akademisi pada Juli 1965 ia berangkat ke Berlin atas undangan Institut Ilmu Sosial. Bulan-bulan berikutnya terjadi turbulensi politik di Indonesia dan setelah peristiwa 30 September 1965, Alex tidak dapat kembali ke Indonesia. Ia kemudian terpaksa menetap di Belanda, dimana ia terus mendukung gerakan pro-demokrasi di Indonesia.


    Sebagai seorang eksil, pengalaman hidup Alex Moenan memberikan pelajaran berharga tentang konsistensi dalam perjuangan. Menurut Ahmad Sabiq, Kepala Laboratorium Ilmu Politik, "Buku ini mengajarkan kita tentang pentingnya konsistensi dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini, dan pengalaman hidup sebagai eksil adalah refleksi keteguhan dalam menghadapi tantangan kehidupan dengan segala konsekuensinya."


    Buku "Pendapat dan Pandangan: Kumpulan Tulisan 1990-2009" mencakup refleksi dan analisis tentang sosialisme, dampak krisis ekonomi global, serta tragedi nasional 1965 dan dampaknya terhadap impunitas di Indonesia. Sebagai seorang eksil, Alex Moenan menawarkan pemikiran dan refleksi yang mendalam tentang berbagai isu yang dihadapi Indonesia, dari perspektif teoritik hingga praktek.


    Sementara itu, Tyas Retno Wulan, sosiolog FISIP Unsoed, memberikan komentarnya, "Tulisan-tulisan Alex Moenan memberikan pelajaran berharga bagi generasi muda dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan keberanian untuk menghadapi tantangan intelektual serta dinamika sosial yang kompleks." katanya.


    Acara bedah buku ini tidak hanya menjadi ajang diskusi intelektual, tetapi juga penghormatan terhadap pemikiran sosial politik Alex Moenan dalam posisinya sebagai “orang yang terhalang pulang”. Buku ini diharapkan dapat menjadi refleksi atas sejarah Indonesia dalam konteks kekinian dan memberikan inspirasi bagi perjuangan demokrasi di masa mendatang. (*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    PEMERINTAH

    +
    /*]]>*/