WARTAKINIAN.COM - Ketahanan pangan Nasional adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan di suatu Negara. Dilihat dari kesediaan pangan atau stock gizi pangan dan menjaga mutu serta terjamin kesehatannya.
Ketahanan Pangan secara global ada beberapa aspek baik ketahanan pangan di lihat dari pertanian, perikanan ataupun peternakan. Di Indonesia, 3 hal ini merupakan ketahan pangan yang harus terpenuhi di seluruh wilayah Indonesia.
Melihat hal tersebut, Jim Lomen Sihombing yang merupakan Ketua Umum Jakarta Barometer mengutarakan pendapatnya. Ia menyebut masyarakat Indonesia harus sadar soal pangan dan kedaulatan pangan.
"Kita masyarakat Indonesia harus sadar persoalan pangan itu sangat berbahaya kalau tidak coba di bangun kembali kesadaran pangan dan kedaulatan pangan, Ketahanan pangan bicara lebih spesifik soal beras. Beras ini kita masih sangat tergantung dengan negara-negara pengekspor beras, padahal negara kita dulu adalah lumbung padi seperti daerah Sumatra dan Jawa yang merupakan daerah penghasil Padi," ujarnya saat ditemui di Cafe bilangan Jakarta Timur, (19/5).
"Ketika lumbung beras itu beralih fungsi menjadi bangunan tinggi keadaan ini mulai terancam yang tadinya sawah diuruk menjadi pemukiman pabrik atau bangunan lainnya, tidak ada solusi menggantikan lahan tersebut, jadi menjawab kebutuhan stok beras yang sekian juta ton itu berkurang, lalu akhirnya kita mendatangkan beras e-sport,"Tuturnya
Lebih lanjut, Jim Lomen menjelaskan pangan itu bukan hanya beras sebagai kebutuhan pokok, tetapi ada buah-buahan, hewan ternak yang bisa sebagai asupan, kebutuhan hewani penghasil daging dan susu juga ikan sebagai kebutuhan pangan laut.
"Kebutuhan pangan bukan hanya beras saja sebagai bahan pokok tapi ada juga buah-buahan, daging, susu dan juga ikan sebagai pelengkap gizi . Beda lagi dengan kebutuhan buah-buahan, contoh Sumatra di kenal penghasil jeruk terbaik di Indonesia tapi kenapa harganya tidak bisa bersaing, sekarang warga Indonesia khususnya jakarta untuk mendapatkan stok jeruknya saja itu import karena harganya tidak bisa bersaing,"ungkapnya.
"Dalam hal ini perlu perhatian khusus dari pemerintah, bukan hanya buah-buahan saja tapi kebutuhan hewani nya sebagai pemasok daging dan penghasil susu di mana ini semua sangat lah penting untuk menghasilkan pangan yang sempurna dengan gizinya. Tapi balik lagi semua kebutuhan pangan ini bisa kita dapati dari negara-negara pengekspor. Harusnya peran pemerintah sangat penting untuk membina dan pendampingan terhadap petani dan peternak agar mereka tetap berperan sebagai pemasok kebutuhan pangan selain beras,"Lanjutnya.
Kebijakan Pj Heru, kata dia, menjadikan kepulauan seribu sebagai pemasok kebutuhan pangan kelautan adalah sangat tepat di lihat dari status Jakarta yang bukan lagi menjadi ibu kota adalah tepat.
"Saya sangat apresiasi kebijakan Pj Gubernur DKI, yang telah menjadi kan kepulauan Seribu sebagai salah satu tempat kedaulatan pangan, hasil ikan di sana banyak dan bagus-bagus, di kepulauan seribu kan adanya di pinggir Jakarta, ini adalah tepat, di saat Jakarta sudah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara,'katanya.
"Kepulauan Seribu bukan hanya sebagai penambah devisa Negara dari sektor Pariwisata nya saja tapi sebagai ketahan pangan kelautan yang nantinya pasti perekonomian para nelayan di sana terjamin dan secara otomatis kehidupan nelayan dan anak-anak nelayan pun akan lebih baik,"sambungnya.
Lebih lanjut, selain mengedukasi ketahanan pangan dan kedaulatan pangan, Jim Lomen menyampaikan program makan siang gratis yang diinisiasi oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto sangat tepat.
"Tadi kita sudah bahas soal ketahanan pangan dan kedaulatan pangan, program presiden terpilih Prabowo Subianto yaitu makan siang gratis untuk anak-anak sekolah adalah sangat tepat, di mana di usia produktif ini lah perlu asupan gizi yang cukup, sehingga tujuan Prabowo menciptakan generasi tangguh tercapai. "Pungkasnya.
(Red)