WARTAKINIAN.COM - Ketua F-PKS DPRD Kabupaten Sukabumi Amran M. Lutphi maknai Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah yang jatuh pada hari Senin, 17/06/24 sebagai momen berbagi.
Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah menurut Amran M. Lutphi atau yang akrab di sapa kang Ustadz Amran adalah sebagai momen yang tepat untuk kita selain berbagi daging hewan Qurban bila mampu, juga harus kita maknai sebagai momen untuk kita berpasrah diri kepada Allah SWt sebagaimana yang di contohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang dalam kisah nya yang di jadikan peringatan Hari Raya Idul Adha.
Asal-usul Idul Adha, Momen Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail Setelah menginjak usia remaja, Nabi Ismail tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang berbakti dengan orang tuanya. Disebutkan dalam sebuah hadits, pada saat itu umur Nabi Ismail telah menginjak usia 13 tahun.
Suatu malam, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yang aneh namun ternyata mimpi tersebut berasal dari Allah SWT. Dalam mimpinya, ia menyembelih dan mengurbankan putra kesayangannya. Karena hal itu, Ibrahim sangat bingung menyikapi apa yang terjadi di dalam mimpinya. Ia tidak langsung membenarkan, namun tidak juga mengingkari.
Setelah melalui malam yang panjang dan membingungkan tersebut, ternyata Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yang sama persis seperti malam sebelumnya. Hal tersebut tak berhenti hingga di malam ketiga. Karena secara tiga hari berturut-turut melalui mimpi yang sama, akhirnya dengan kesadaran penuh Ibrahim meyakini jika mimpi tersebut harus benar-benar dilaksanakan..
Setelah itu, dengan berat hati Ibrahim menyampaikan apa yang ada di dalam mimpinya kepada Nabi Ismail putranya. Kisah tersebut terdapat dalam Al-Quran, Surat As-saffat, ayat 102 sebagai berikut:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى
Artinya: "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sungguh aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah bagaimana pendapatmu!'" (Surat As-Saffat ayat 102).
Mendengar penjelasan dari ayahnya, Nabi Ismail dengan tenang namun tegas merespons apa yang telah Ibrahim ceritakan, sebagai berikut:
قَالَ ياأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَآءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: "Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.'" (Surat As-Saffat ayat 102).
Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai sosok yang sangat taat terhadap perintah Allah SWT akhirnya melakukan apa yang telah terjadi pada mimpinya. Dengan hati yang sangat berat dan muka yang teramat sedih, Nabi Ibrahim harus mengurbankan anaknya demi menjalankan perintah dari Allah SWT.
Tak berbeda dengan ayahnya, nabi Ibrahim dengan perasaan dan hati yang ikhlas siap dan menerima apa yang akan dilakukan ayahnya karena ia menyadari hal tersebut merupakan perintah Allah SWT yang harus dijalani.
Merunut dari kisah kepasrahan Nabi Ibrahim AS beserta anak nya Nabi Ismail AS kepada Allah SWt, maka dari kisah ini kita dapat belajar tentang kesabaran dan berpasrah diri kepada Allah SWt.
Menurut Amran M. Lutphi, sebagai wujud dari rasa Syukur atas momen Hari Raya Idul Adha, kita bisa mewujudkan nya dengan momen berbagi hewan qurban dan menunaikan ibadah Haji jika mampu.
Dalam momen di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah - 2024 ini, Amran M. Luthpi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah, mudah - mudahan di Hari Raya Idul Adha ini dapat di jadikan momentum untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWt.
(Bachtiar Rifa'i/Tio)