Foto google
WARTAKINIAN.COM - Sekretaris Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Ayung Sardi Dauly membantah klaim bahwa sebanyak 7.000 siswa di Kota Bekasi terancam putus sekolah.
"Tidak benar bahwa 7.000 siswa terancam putus sekolah. Faktanya, hanya 700 siswa yang belum menentukan pilihan sekolah karena masih dijanjikan masuk ke sekolah negeri hingga 15 Agustus 2024," ujar Ayung kepada wartawan pada Kamis (8/8/2024).
Menurut Ayung, Pemerintah Kota Bekasi telah menginformasikan bahwa pendaftaran peserta didik baru (PPDB) untuk sekolah negeri sudah berakhir. Siswa yang tidak berhasil masuk sekolah negeri diimbau untuk mendaftar ke sekolah swasta, dan pemerintah akan membantu anak-anak yang kurang mampu.
Ayung juga mengecam para calo yang masih menjanjikan kepada orang tua siswa bahwa anak mereka bisa diterima di sekolah negeri, meskipun sebenarnya pendaftaran sudah ditutup.
"Berdasarkan pantauan kami, sejak Senin, sejumlah anak telah mulai mendaftar ke sekolah swasta, sementara sebagian lainnya masih menunggu pengembalian uang dari calo untuk biaya pendaftaran ke sekolah swasta," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa sekolah swasta masih dapat menerima siswa hingga batas waktu cut off Dapodik pada 31 Agustus 2024. Jika melewati batas waktu tersebut, pendaftaran bisa dilakukan pada tahun depan.
BMPS telah menyiapkan narahubung di setiap Sub Rayon untuk membantu orang tua yang anaknya belum menentukan pilihan sekolah agar dapat mendaftar ke sekolah swasta di sekitar tempat tinggal mereka. (Red)