WARTAKINIAN.COM - Inovasi adalah ruh birokrasi. Dinas Dukcapil di 514 kabupaten/kota paham betul kredo ini, dan berlomba membuat inovasi terbaik untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan administrasi kependudukan.
Salah satunya adalah inovasi Pandusaluring (Pelayanan Administrasi Kependudukan dari Desa dan Kelurahan Secara Daring) yang diinisiasi Dinas Dukcapil Kabupaten Banjarnegara.
“Kami sangat bersyukur dapat berkunjung ke Banjarnegara, karena di sini sudah terkenal dengan inovasi pelayanan adminduknya sampai ke desa/kelurahan. Ini yang patut diapresiasi karena sangat memudahkan penduduk,” kata Dirjen Teguh Setyabudi saat diterima oleh Pj Bupati Muhamad Masrofi di Pendopo Pringgitan, Banjarnegara, Jumat (2/8/2023).
Kunjungan kerja ke Banjarnegara Dirjen Dukcapil didampingi Kepala Dispermades Dukcapil Provinsi Jawa Tengah Tri Harso Widirahmanto, dan Kadis Dukcapil Tien Sumarwati. Sedangkan Pj. Bupati Banjarnegara didampingi Sekda Banjarnegara Indarto, beserta para asisten dan kepala OPD di jajaran Pemkab Banjarnegara.
Dirjen Teguh Setyabudi juga menjelaskan secara historis dirinya pernah tinggal dan menghabiskan masa kecil Banjarnegara, tepatnya di Kecamatan Punggelan.
“Kami serasa kembali ke masa lalu, Pak Pj. Bupati. Namun secara substantif kami ke Banjarnegara ingin meninjau Disdukcapil Banjarnegara dengan inovasi yang sangat baik, Pandusaluring,” kata Teguh Setyabudi.
Dirjen Dukcapil mengatakan, dalam kunker ke Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, ia sengaja membawa team teknis, yakni Kasubdit PIAK Wahyu Widayat dan Pranata Komputer Ahli Ditjen Dukcapil Haji Faturi.
Tim teknis Dukcapil pusat ini dapat mengkaji secara mendalam terkait inovasi Pandusaluring, apakah memenuhi syarat hukum secara regulasi dan tidak melanggar Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) secara teknis pelaksanaannya. "Jika semua syarat itu terpenuhi maka inovasi Pandusaluring dari Disdukcapil Banjarnegara ini dapat menjadi contoh dan role model pelayanan Adminduk di desa/kelurahan bagi Disdukcapil kabupaten/kota di seluruh Indonesia," jelas Dirjen Teguh.,
Dirjen Dukcail Teguh Setyabudi menguraikan sejumlah prinsip yang harus dipenuhi dalam pelayanan Adminduk oleh petugas Disdukcapil dimana pun, yaitu prinsip cermat, akurat dan memudahkan masyarakat. "Selain itu harus cepat dan tanpa biaya alias gratis tidak boleh ada calo agar masyarakat berbahagia," demikian dia menegaskan.
Pada bagian lain, Dirjen Teguh Setyabudi juga banyak mengapresiasi dokumen kependudukan yang sudah selesai diantar sampai ke rumah si pemohon. Hal ini dimungkinkan berkat kerja sama Disdukcapil Banjarnegara dengan PT Pos Indonesia.
Penduduk sebenarnya secara sukarela mau membayar ongkir jauh dekat Rp10 ribu, alih-alih datang sendiri ke kantor desa dengan biaya yang lebih mahal. Namun, Dirjen Teguh bahkan lebih senang lagi demi mendengar Pj. Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi berkenan menganggarkan biaya pengiriman tersebut dari pos APBD 2025.
"Ini akan sangat membahagiakan, karena masyarakat mendapatkan pelayanan pengantaran dokumen sampai ke rumah sepenuhnya gratis," kata Dirjen Teguh Setyabudi.
Pj. Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi menyatakan pihaknya merasa terhormat dan bangga atas kunjungan Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi ke Banjarnegara. "Apalagi kali ini bukanlah kunjungan biasa tetapi kunjungan untuk melakukan pendampingan dan supervisi terkait inovasi yang telah dilakukan Disdukcapil Banjarnegara dalam pelayanan adminduk di desa/kelurahan," kata Pj. Bupati Masrofi.
Terkait pelayanan Pandusaluring, Muhammad Masrofi menjelaskan, dengan pelayanan adminduk sampai ke desa/kelurahan secara daring masyarakat bisa mendapatkan hampir semua pelayanan dokumen kependudukan. "Bahkan termasuk aktivasi Identitas Kependudukan Digital dapat dilayani di desa. Kecuali merekam pertama data biometrik untuk pembuatan KTP-el bagi pemilih pemula harus ke kantor kecamatan karena peralatannya ada di sana," terang Pj. Bupati Masrofi.
Sementara itu, Kadis Dukcapil Banjarnegara Tien Sumarwati menyampaikan, kunjungan Dirjen Dukcapil merupakan sesuatu yang membahagiakan. "Ini akan menambah semangat kami dalam melayani masyarakat. Kami melakukan inovasi Pandusaluring adalah semata mata untuk mendekatan pelayanan. Persis seperti prinsip-prinsip Pak Dirjen yaitu cepat, tepat, dekat, gratis dan membahagiakan," kata Kadis Tien Sumarwati.
Lebih lanjut, Tien Sumarwati menjelaskan, sebelum menggunakan Pandusaluring, antrean di kantor Disdukcapil Banjarnegara sangat panjang. "Dengan penduduk lebih dari satu juta jiwa, saat itu kami hanya mampu melayani 45 orang per hari. Sedangkan antrean warga lebih dari 300 pemohon. Banyak warga menggunakan jasa calo, karena enggan bolak-balik mengurus karena kurang berkas. Bahkan ketika itu ada 'Paguyuban Calo'-nya," ungkap Kadis Tien Sumarwati.
Sekarang pelayanan adminduk jauh lebih baik dengan aplikasi Pandusaluring. "Kami bisa melayani lebih dari 1.500 pemohon per hari. Kantor kami menjadi lebih sepi karena masyarakat memilih lewat online dengan Pandusaluring," sambung Tien Sumarwati.
Alternatif lain, masyarakat bisa ke kantor desa dengan membawa persyaratan yang dibutuhkan. "Petugas pelayanan desa mengupload dokumen ke sistem, kemudian setelah proses selesai untuk TTE dokumen dikirimkan ke petugas untuk dicetak di desa dan diserahkan kepada pemohon,” terangnya.
(Red)