WARTAKINIAN.COM - Bunyi sirine yang sangat keras dari kawasan Pantai Karangjahe Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Rabu (31/7/2024), membuat suasana sekitar tampak mencekam. Puluhan orang berseragam oranye dan loreng berlarian ke tepi pantai, kemudian naik ke kapal karet menuju ke arah tengah laut.
Mereka rupanya Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berbagai daerah, TNI dan Polisi, yang ingin menyelamatkan korban kapal tenggelam. Ada enam kapal karet yang digunakan, mereka kembali dari perairan Karangjahe dengan membawa tujuh korban.
Para korban segera mendapatkan pertolongan pertama oleh petugas PMI, sebelum dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans untuk perawatan lebih lanjut. Namun, ada satu korban yang dievakuasi sudah meninggal dan terbungkus kantong mayat.
Situasi mencekam tersebut ternyata sebuah simulasi penyelamatan di laut atau water rescue, yang diikuti oleh BPBD wilayah Muria Raya dan Bojonegoro, serta Tuban Jawa Timur. Simulasi penyelamatan ini merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas Tim Reaksi Cepat, yang berlangsung selama dua hari, mulai 30 hingga 31 Juli 2024.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan menuturkan, pelatihan ini merupakan upaya untuk mengurangi jumlah korban jiwa saat terjadi kecelakaan laut, terutama di wilayah pantura bagian timur. Terlebih, kecelakaan kapal maupun perahu nelayan sering terjadi di perairan utara Rembang ini.
“Di daerah Rembang atau pantura bagian timur sering terjadi kecelakaan kapal dan perahu nelayan. Ini adalah bagian dari upaya kami, untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kapasitas tim dalam menghadapi situasi darurat,” ujarnya, disela- sela simulasi water rescue.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati menjelaskan, dalam latihan kali ini disimulasikan insiden kapal tenggelam sejauh satu kilometer dari pantai. TRC, yang dibagi menjadi empat kelompok, melakukan pencarian dan penyelamatan penumpang kapal ke titik yang telah ditentukan oleh Basarnas.
“Tim sedang melakukan pencarian, harapannya nanti korban ditemukan dan disiapkan oleh teman-teman Basarnas dari BPBD Pati, kami berperan sebagai korban,” terang Anjar, sapaan akrabnya.
Disampaikan, dalam simulasi ini, korban pertama kali meminta pertolongan melalui ponsel kepada BPBD Rembang. BPBD Rembang kemudian meminta bantuan tambahan dari BPBD kabupaten tetangga dan instansi terkait, untuk proses pencarian dan evakuasi korban.
TRC dari Kabupaten Pati, Yanuar menyampaikan, latihan gabungan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapat ilmu tambahan dari tim rescue kabupaten lain. Terlebih TRC sering dikirim untuk membantu penanganan bencana di kabupaten lain.
“Seperti kami di Pati kan bisa memberikan ilmu tentang evakuasi di laut, kebalikannya kami menimba ilmu penanganan insiden di danau atau gempa bumi, karena kita belum termasuk ahli. Ini penting, karena sewaktu-waktu kita dikirim membantu ke daerah lain,” jelasnya.
Sebagai informasi, simulasi water resque tersebut Latihan gabungan yang melibatkan TNI Angkatan Laut, Basarnas, Polairud, Kodim Rembang, serta relawan dari BPBD Muria Raya, Tuban, dan Bojonegoro.
(Red)