Dalam sambutannya, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menjelaskan alasan pemilihan tema tersebut. Menurutnya, tema ini menjadi tantangan untuk menunjukkan bahwa ajaran Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup, bukan sebaliknya.
"Topik MTQ kita hari ini adalah 'Al-Qur'an, Environment, and Humanity for Global Harmony'. Saya kira ini tantangan besar bagi kita untuk membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang sangat menekankan pentingnya pelestarian lingkungan," ungkap Nasaruddin.
Lebih lanjut, Nasaruddin menegaskan bahwa tema tersebut diangkat untuk membantah tudingan yang menyebut kitab-kitab "agama Ibrahim" sebagai penyebab kerusakan lingkungan.
"Kita harus membuktikan bahwa apa yang dikatakan tahun lalu, bahwa kitab-kitab suci agama Ibrahim seperti Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an dituding sebagai pemicu kerusakan lingkungan, itu adalah sebuah kesalahan," ujarnya.
Sebagai respons, Nasaruddin bersama dengan tokoh-tokoh agama lainnya, berkumpul di New York untuk membantah pernyataan dari beberapa NGO di Amerika yang menyebutkan bahwa ayat-ayat dalam kitab-kitab suci, termasuk Al-Qur'an, mendorong eksploitasi alam.
Nasaruddin mengutip Surat Al-Baqarah ayat 30 yang menjelaskan manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta Surat Al-Jasiyah ayat 13 yang menyebutkan bahwa Allah telah menundukkan yang ada di langit dan bumi untuk manusia.
"Memang ayat-ayat tersebut bisa disalahpahami sebagai dalil untuk mengeksploitasi alam, tetapi jika dibaca secara komprehensif, Al-Qur'an memberikan banyak ayat yang menekankan perlunya menjaga dan merawat alam," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa meskipun manusia diberi kedudukan sebagai khalifah dan alam semesta ditundukkan untuk manusia, namun manusia tidak boleh melampaui batas dalam memanfaatkan alam. "Jika kita ingin bumi ini langgeng, kita harus merawatnya. Itu adalah pesan penting yang terkandung dalam Al-Qur'an," tegasnya.
Lomba MTQ internasional ini diikuti oleh peserta dari 38 negara.
(Dwi)